Free money making opportunity. Join Cashfiesta.com and earn cash.

Selasa, 05 Juli 2011

PSIKOLOGI UMUM MENGENAI BAKAT


A.  Perbedaan-Perbedaan Dalam Bakat
                  Sifat khas yang bersumber pada bakat besar peranannya dalam proses pendidikan, dan adalah hal yang ideal kalau kita dapat memberikan pendidikan yang benar-benar sesuai dengan bakat para anak didik kita.
            Tentang bakat, masalahnya sudah sama tuanya dengan manusia sendiri. Sejak dahulu kala orang sudah berusaha menggarap masalah ini walaupun tentu saja kalau dipandang dari kacamata ilmu pengetahuan dewasa ini hasilnya masih sangat jauh dari memuaskan. Urgensi untuk menggarap masalah ini tetap ada sampai sekarang. Terlebih-lebih dalam hubungan dengan pendidikan dan pemilikan lapangan kerja. Suatu hal yang dipandang Self evident ialah bahwa seseorang akan berhasil kalau dia belajar dalam lapangan yang sesuai dwengan bakatnya. Demikian pula dalam lapangan kerja, seseorang akan berhasil kalau dia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya.
            Dipandang dari segi pendidikan adalah mendesak sekali untuk mengenal bakat-bakat para anak didik seawal mungkin, tapi ini tidak mudah untuk dilaksanakan. Telah banyak usaha telah dilakukan, tetapi sampai sekarang belum ditemukan alat/cara yang benar-benar memadai. Dalam pembahasan ini akan dicoba disoroti masalah bakat itu dari dua arah, sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan :
1.   Apakah bakat itu ?
2.   Bagaimanakah cara kita mengenal bakat seseorang ?
Hal yang pertama terutama bersifat konsepsional, teoritis sedangkan hal kedua lebih bersifat metodologis.

B.  Apakah bakat itu ?
             Pertanyaan mengenai, apakah bakat itu ? justru dalam bentuknya demikian itu, telah banyak sekali menimbulkan persoalan. Usaha untuk menjawab pertanyaan tersebut telah melahirkan bermacam-macam jawaban. Sebagai ilustrasi di bawah ini diberikan beberapa definisi, sebagai hasil dari usaha menjawab pertanyaan di atas.
William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut :
An attitude may be defined as a person capacity or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less well defined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training
( Michael, 1960. P. 59 )
Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas yang sedikit tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
            Bingham memberikan definisi sebagai berikut :
Attitude …as a condition ourself of characteristic regarded  as symptomatic of an individuals ability to a quaire with training some ( usually specified ) knowledge, skill or set of responses such as the ability to speak a language, to produce music, etc.
(Bingham, 1973. P. 16 )
Dalam definisi ini Bingham menitik beratkan pada bagian yang dapat dilakukan oleh individu, jadi segi performance setelah individu mendapatkan latihan.
            Woodwort dan Marquis memberikan definisi demikian :
Attitude is predictable achievement and can be measured by specially deviced test. (Woodwort, Marquis, 1957. P. 58 )
Bakat ( attitude ) dimasukkan dalam kemampuan ( ability ). Menurut di ability mempunyai 3 arti yaitu :
1.   Achievement yang merupakan potensial actual ability yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.
2.   Capacity yang merupakan potencial ability yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu.
3.   Attitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap/diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu.
Selanjutnya Guilford memberikan definisi yang lain lagi, contohnya yaitu: Attitude pertains to abilities to perform, there are actually as many abilities as there are actions to be performed hence traits of the kind are very numerous. (Guilford, 1959. P. 8 ).
Guilford mengemukakan bahwa attitude itu mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu :
1.   Dimensi perseptual
2.   Dimensi psikomotor
3.   Dimensi intelektual
 
C.  Bagaimanakah Caranya Kita Mengenal Bakat Seseorang ?
                  Menurut sejarahnya usaha pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pasda bidang kerja tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahkan dewasa ini dalam bidang pendidikan, usaha yang paling banyak dilakukan.
                  Dalam prakteknya hampir semua ahli yang menyusun test untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar pikiran analisis faktor.
      Pendapat Guilford yang telah disajikan di muka itu merupakan salah satu contoh dari pola pemikiran yang demikian itu. Apa yang dikemukakan oleg Guilford itu adalah hal ( materi ) yang ada pada individu, yang diperlukan untuk aktivitas apa saja, jelasnya untuk setiap aktivitas diperlukan berfungsinya faktor-faktor tersebut. Pemberian nama terhadap berjenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas demi lapangan apa bakat tersebut berfungsi. Misalnya : bakat matematika, bakat bahasa, dan sebagainya.
                  Dengan demikian, macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seseorang individu hidup. Mungkin pula dalam bidang kerja. Sebenarnya setiap bidang studi/bidang kerja dibutuhkan berfungsinya lebih dari satu faktor bakat saja. Bermacam-macam faktor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di Fakultas Tehnik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenai bilangan, ruang, berfikir abstrak, bahasa, mekanik dan mungkin masih banyak lagi. Oleh karena itu ada kecenderungan di antara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa pada setiap individu sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya dengan kombinasi, konstilasi dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya yang dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (rangking) mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
                  Prosedur yang biasanya ditempuh adalah :
a.       Melakukan analisis jabatan ( job analysis ) atau analisi lapangan studi untuk menemukan faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan dan sebagainya.
b.      Dari hasil analisis tersebut dibuat pecandraan jabatan ( job description ) atau pecandraan lapangan studi.
c.       Dari pecandraan jabatan atau pecandraan lapangan studi diketahui persyaratan apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tertentu.
d.      Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapnya yang biasanya berwujud tes.

DAFTAR PUSTAKA


Sumadi Suryabrata, B.A, Drs, MA, Ed. S,Ph.D. Psikologi Pendidikan. PT. Rajawali : Yogyakarta, 1984.




Anastasi, A. Differential Psychology. New York, Mac Millan, 1958.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar